Rabu, 12 Juni 2013

Petaka di Muara Lembu



Bus Ku Sayang Bus Ku Malang
Oleh : Muhammad Sholihin


PETAKA, sebuah bus milik Putra Simas yang bernomor polisi BD 7152 AN tiba-tiba terbakar di daerah Sungai Monan Kecamatan Muara Lembu Kabupaten Kuansing (Kuantan Singingi ) pada rabu pagi pukul delapan lewat lima belas menit (12/06)

Bus Putra Simas berangkat dari Medan menuju Bengkulu, salah seorang penumpang Bambang Julianto menuturkan bahwa sesaat bus hendak memasuki Muara Lembu sudah tercium bau terbakar namun tidak seorangpun yang mengira bagian belakang bus telah terbakar, setelah beberapa lama sopir bus kemudian berhenti dan melihat kebagian belakang dan melihat segumpal api yang berasal dari mesin Air Conditioner (AC), seketika itu juga penumpang bus berhamburan keluar untuk menyelamatkan diri.

Tidak banyak yang bisa mereka lakukan untuk memadamkan api. Mengingat bahwa tempat kejadian perkara (TKP) cukup jauh dari permukiman warga dan sumber air yang susah untuk dijangkau. Api kemudian dapat dipadamkan pada pukul Sembilan lewat tiga puluh menit setelah tiga unit mobil pemadam kebakaran Kab. Kuansing tiba di TKP.







 

Kamis, 09 Mei 2013

Sejarah Singkat Desa Lukun, Kabupaten Kepulauan Meranti


Sejarah "Asal Usul Desa Lukun"


Desa Lukun, Merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Tebing Tinggi Timur Kabupaten Kepulauan Meranti. Menurut kisah yang diceritakan oleh para tetua di desa tersebut nama Lukun diambil dari cara bahasa orang cina yang berada didaerah tersebut, yaitu Lu (Kamu) dan Kun (Tidur). Dahulunya Desa Lukun terbagi menjadi dua kawasan, yaitu Lukun satu dan Lukun dua namun kepemimpinan tetap dipegang oleh satu kepala desa. Namun seiring dengan berjalannya waktu masyarakat beserta tokoh-tokoh masyarakat menginginkan adanya pemekaran dari desa tersebut, mengingat bahwa kawasan lukun dua telah siap untuk mengurus rumah tangga desanya sendiri maka pada tahun 2001 usulan untuk pemekaran desa tersebut diberitakan kepada seluruh masyarakat dan kepada pemerintahan kecamatan. 

Tahun 2011 terbentuklah desa pemekaran baru, namun desa hasil pemekaran tersebut belum mempunyai nama dan pusat pemerintahan desa belum sepenuhnya berada pada desa hasil pemekaran. Pada akhir tahun 2012 para tokoh masyarakat didesa pemekaran berkumpul untuk mencari nama yang tepat untuk diberikan kepada desa pemekaran tersebut. Banyak nama-nama yang diusulkan oleh tokoh-tokoh masyarakat tersebut namun belum ada yang dapat dijadikan sebagai nama desa tersebut, setelah beberapa jam mereka berkumpul maka Bapak Ahmad tarmizi (59 Tahun) salah seorang dari tokoh masyarakat berbicara “susah-susah betul buat name desa, kite buat aje namenye Bathin Suir” ujar belia dalam bahasa melayu.

Bathin adalah nama panggilan untuk para pemangku adat atau pemimpin desa pada zaman dahulu didaerah tersebut.